Budaya Menggema Rektor Widyatama Dorong Perkuat Kurikulum FIB

BANDUNG – Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Widyatama merayakan Dies Natalis ke-3 dengan meriah di Gedung Serba Guna (GSG) kampus pada Kamis, 12 Juni 2025. Acara yang mengusung tema “Refleksi Budaya dan Inspirasi Peradaban” ini menjadi momentum penting untuk menegaskan identitas fakultas yang tidak hanya berfokus pada bahasa, tetapi juga mengakar kuat pada budaya. Puncak acara ini ditandai oleh seruan Rektor Universitas Widyatama yang mendorong adanya evaluasi dan penguatan aspek budaya dalam kurikulum fakultas.

Refleksi Budaya di Tengah Tantangan Digital

Perayaan Dies Natalis FIB ke-3 dibuka dengan laporan dari Ketua Pelaksana, Dianita, S.S., M.Hum., yang menjelaskan rangkaian acara meliputi orasi budaya oleh Dr. Hari dari ITB, gelar budaya dengan tari tradisional, serta permainan lokal dan global. Acara ini turut dihadiri oleh mahasiswa dari program studi Bahasa Inggris dan Bahasa Jepang, serta tamu undangan spesial dari UiTM Malaysia dan mahasiswa program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA).

Dalam sambutannya, Rektor Universitas Widyatama, Prof. Dr. Dadang Suganda, M.Hum., memberikan perspektif mengenai kondisi budaya Indonesia saat ini. Ia menyoroti hegemoni dunia digital yang melahirkan “budaya buzzer”, di mana tampilan panggung depan (front stage) seringkali tidak sesuai dengan kenyataan di belakang panggung (backstage). Fenomena ini, menurutnya, adalah cerminan transformasi budaya yang harus direspons secara kritis oleh akademisi.

“Oleh karena itu kawan-kawan di Fakultas Ilmu Budaya bukan hanya terampil dalam konteks penguasaan bahasa, Jepang, Inggris atau bahasa yang lain, tapi bagaimana juga kita merefleksikan bahasa dalam konteks kepemilikan budaya-nya itu sendiri,” tegas Prof. Dadang. Beliau pada sambutannya meminta Dekan FIB untuk mengevaluasi kurikulum agar inti bisnis budaya lebih terakomodasi dan mahasiswa tidak tercabut dari akar budayanya.

Penguatan Identitas Fakultas Ilmu Budaya

Sejak resmi beralih nama dari Fakultas Bahasa menjadi Fakultas Ilmu Budaya pada tahun 2022, FIB Widyatama terus berupaya mengukuhkan identitasnya. Dekan FIB, Dr. H. Hendar, Drs., M.Pd., menyatakan bahwa perubahan ini bukan sekadar pergantian nama. Hal ini diikuti dengan penguatan kurikulum melalui mata kuliah khas seperti Diplomasi Budaya dan Cross Culture Understanding untuk menunjukkan bahwa budaya adalah cermin yang memantulkan jiwa sebuah bangsa.

Ketua Pelaksana, Dianita, S.S., M.Hum., menambahkan bahwa tujuan utama acara ini adalah untuk mengingatkan kembali bahwa FIB kental dengan nuansa budaya. “Sehingga kita harus memberikan pengetahuan kepada orang lain bahwa fakultas ilmu budaya itu tidak membahas bahasa aja tetapi juga budaya,” ujarnya. Kehadiran mahasiswa internasional dari Malaysia dan BIPA diharapkan dapat memperluas gaung pemahaman ini ke ranah global.

Apresiasi Mahasiswa Terhadap Wawasan Budaya

Acara ini mendapat tanggapan positif dari para mahasiswa yang merasa mendapatkan perspektif baru. Nuril Asry Fadhlan, seorang mahasiswa S1 Bahasa Jepang, mengungkapkan bahwa acara tersebut membuka matanya. “Kedatangan beliau (pembicara) tadi itu membuka mata saya kalau misalkan budaya itu lebih dari sekedar bahasa,” tuturnya. Ia merasa acara ini sangat bermanfaat karena memberikan pemahaman untuk memaknai apa yang disampaikan penutur dalam konteks budaya yang lebih dalam, sebuah aspek yang menurutnya jarang disentuh dalam perkuliahan yang cenderung fokus pada linguistik.

Sebagai kesimpulan, Dies Natalis ke-3 FIB Universitas Widyatama bukan hanya menjadi perayaan seremonial, melainkan sebuah deklarasi kuat tentang urgensi peran budaya dalam pendidikan tinggi. Seruan rektor untuk mengevaluasi kurikulum menjadi penanda arah masa depan fakultas, yakni untuk melahirkan lulusan yang tidak hanya mahir berbahasa asing, tetapi juga memiliki kepekaan, pemahaman, dan mampu menjadi agen pelestarian budaya bangsa di tengah arus globalisasi dan tantangan digital. Harapannya, acara ini akan terus berlanjut setiap tahun dengan tema yang semakin relevan dan memperkuat posisi FIB sebagai institusi yang inovatif dan unggul.